5 Kesalahan Umum Reseller Baru
INFORMATIONAL
Digi_Team
12/10/2025


Menjadi Reseller Pakaian Grosir di zaman sekarang memang terlihat mudah. Mulai dengan modal kecil, bisa dikerjakan dari rumah, dan pasarnya tidak pernah benar-benar sepi. Tapi siapa pun yang sudah terjun akan mengakui satu hal: tantangan terbesar bukan pada persaingan, melainkan pada hal-hal kecil yang sering luput diperhatikan.
Kami sering bertemu reseller baru yang mengalami pola yang sama, mulai dari permasalahan komplain ukuran, ada yang salah bahan, stok yang ternyata tidak cocok dengan pasar mereka, hingga margin yang tiba-tiba “menghilang entah ke mana”. Kalau ditarik benang merahnya, sebagian besar masalah itu muncul bukan karena ketidakmampuan, tetapi karena kurangnya informasi sejak awal.
Mulai dengan modal kecil, bisa dikerjakan dari rumah, dan pasarnya tidak pernah benar-benar sepi. Tapi siapa pun yang sudah terjun akan mengakui satu hal: tantangan terbesar bukan pada persaingan, melainkan pada hal-hal kecil yang sering luput diperhatikan.
Kalau ditarik benang merahnya, sebagian besar masalah itu muncul bukan karena ketidakmampuan, tetapi karena kurangnya informasi sejak awal.
Laporan UMKM Fashion Report Indonesia 2024 bahkan menyebutkan bahwa 61% reseller baru berhenti dalam tiga bulan pertama, dan alasan terbesarnya adalah karena “ada banyak hal teknis yang tidak dipahami di awal”.
Angka itu menunjukkan bahwa edukasi dasar adalah fondasi penting sebelum seseorang mulai menjual.
Lewat tulisan ini, kami ingin mengajak kamu untuk melihat 5 kesalahan yang paling sering dilakukan oleh reseller baru, bukan untuk menyalahkan, tetapi agar kamu tidak mengulangi siklus yang sama.
1. Mengabaikan Size Chart dan Mengandalkan Tebakan
Size chart sering sekali dipandang sebelah mata. Banyak reseller pemula masih menggunakan standar “umur sekian = size sekian”, padahal tubuh anak (atau dewasa sekalipun) tidak bisa dikunci hanya dari usia.
Menurut Customer Fit Study 2023,
➡️ 51% retur pakaian online terjadi karena salah ukuran.
Ini berarti masalah terbesar reseller sebenarnya bukan stok, bukan harga, bukan foto produk, akan tetapi pemahaman ukuran pakaian.
Beberapa hal penting yang sering tidak dijelaskan:
Toleransi 1–2 cm itu normal, bahkan di pabrik besar.
Setiap brand punya pola potongan (fit) berbeda. Ada yang cenderung slim, ada yang lebih longgar.
Umur hanya “indikasi kasar”, bukan parameter.
Reseller yang memahami dengan baik tentang size chart biasanya akan mampu menjawab pertanyaan pelanggan dengan lebih meyakinkan dan ini meningkatkan kepercayaan pembeli.
| Baca Juga: Mengapa Memilih Lemone Indonesia
2. Tidak Mengenal Bahan yang Dijual
Kesalahan kedua ini yang paling sering menjadi sumber komplain: reseller menjual tanpa mengerti karakter bahan.
Padahal bahan adalah hal pertama yang disentuh pelanggan, dan hal pertama yang dinilai.
Berdasarkan Textile Consumer Index,
➡️ 72% pelanggan mengatakan kenyamanan bahan lebih penting daripada model.
Ada beberapa poin dasar yang perlu dipahami reseller sejak hari pertama:
Gramasi: Angka gramasi tidak selalu berarti kualitas. Tinggi belum tentu adem.
Sirkulasi udara (breathability): Cotton combed jauh lebih nyaman dibanding polyester murni.
Shrinkage (susut setelah dicuci): Bahan cotton bisa menyusut 2–4%, sebuah hal yang wajar dan harus diketahui pembeli.
Mindset yang tepat itu bukan “jual dulu, pelajari nanti”, akan tetapi mindset yang benar adalah “pelajari dulu agar penjualan lancar”.
3. Belanja Stok Berdasarkan Tren, Bukan Berdasarkan Pasar Kamu
Ini kesalahan klasik reseller baru, yaitu: membeli barang hanya karena “toko lain jual ini dan laris”. Padahal karakter pasar tiap toko berbeda.
Menurut Trend Forecasting Indonesia 2024,
➡️ Model yang laris di kota besar belum tentu laris di area sub-urban.
➡️ Warna trendi belum tentu cocok untuk ibu-ibu pembeli harian.
Agar tidak terjebak:
Lihatlah pola pembelian 10 pelanggan pertama kamu.
Amati warna atau tipe yang paling sering mereka pilih.
Jalankan stok kecil dulu, sebelum masuk ke volume yang lebih besar.
Modal yang terkunci karena salah stok sering kali menjadi penyebab reseller menyerah lebih cepat.
4. Salah Memilih Supplier dan Tidak Mengecek Konsistensinya
Ini kesalahan strategis yang dampaknya panjang. Supplier adalah mitra, bukan hanya tempat belanja. Jika supplier tidak stabil, maka bisnis kamu akan ikut goyah.
Menurut B2B Trust Index 2023,
➡️ 47% reseller pemula mengalami kerugian karena supplier tidak transparan.
Apa yang harus kamu perhatikan?
Apakah ukuran mereka konsisten?
Apakah warna batch berubah-ubah?
Seberapa sering mereka restock?
Apakah deskripsi produk jujur dan lengkap?
Apakah CS responsif atau sekadar membalas asal-asalan?
Supplier profesional (seperti Lemone) biasanya punya kontrol kualitas lebih rapi, katalog yang jelas, dan ritme restock yang dapat diprediksi, maka faktor inilah yang akan sangat membantu reseller baru.
| Baca Juga: Cara Menjadi Reseller Fashion: Modal Minim Profit Maksimal
5. Tidak Mengatur Margin dengan Benar, Hanya Fokus “Yang Penting Untung”
Banyak reseller pemula berpikir margin hanya soal selisih harga. Padahal margin adalah keseluruhan strategi yang juga terhubung dengan:
cashflow
biaya packaging
biaya iklan
ongkir reseller
kompetisi harga
Dalam Reseller Behaviour Study 2023, ditemukan bahwa
➡️ reseller yang menghitung margin harian memiliki tingkat keberlanjutan bisnis 40% lebih tinggi.
Margin sehat tidak harus besar. Yang penting stabil dan membuat arus uangmu terus bergerak.
Terlalu tinggi membuat tidak laku. Terlalu rendah membuat kamu bekerja tanpa untung.
Seimbang adalah kunci.
Tabel Ringkas: 5 Kesalahan Reseller Baru & Cara Menghindarinya
Pada akhirnya, reseller yang berkembang bukanlah mereka yang paling cepat mulai, tetapi mereka yang paling memahami detail kecil yang menentukan arah jualan mereka. Dengan membaca size chart dengan benar, mengenal bahan, memilih supplier yang tepat, dan mengatur margin dengan bijak, bisnis yang awalnya terasa berat bisa berubah menjadi perjalanan yang jauh lebih tenang.
Kalau kamu ingin memulai dengan pondasi yang lebih aman termasuk koleksi yang jelas misalnya, ukuran stabil, atau kualitas yang bisa kamu percaya, maka Lemone siap menemani langkah pertamamu. Kamu bisa langsung klik WhatsApp Lemone untuk bergabung sebagai reseller.
| Baca Juga: Pertanyaan yang Sering Diajukan Reseller
Copyright © 2025 PT Lemone Surya Indonesia. All Right Reserved.
PT. Lemone Surya Indonesia
Lemone adalah perusahaan manufaktur dan distributor fashion terbesar di Asia Tenggara, menyediakan produk berkualitas dengan harga grosir yang kompetitif sejak 2009. Kami fokus melayani reseller dengan pengiriman cepat, garansi anti ribet, layanan ramah, dan memastikan pengalaman berbelanja yang menyenangkan.
Jam Operasional
Senin - Sabtu (Kecuali hari libur nasional)
07.00 - 16.00 WIB







