Grosir Pakaian Langsung dari Pabrik, Harga Mulai Rp 13 ribu!

Sistem Ready vs Pre-order pada Supplier

INFORMATIONAL

12/9/2025

Sistem Ready vs Pre-order pada Supplier
Sistem Ready vs Pre-order pada Supplier

Dalam dunia Supplier Pakaian Grosir, kamu pasti sering mendengar dua istilah yang seolah sederhana tetapi menyimpan banyak cerita di baliknya: ready stock dan pre-order. Di permukaan, keduanya seperti dua pilihan yang mudah dibedakan satu langsung tersedia, satu harus menunggu. Tapi begitu kamu mulai berjualan dan melayani pelanggan dengan kebutuhan yang berbeda-beda, barulah terasa bahwa perbedaan keduanya bisa mempengaruhi ritme bisnis sehari-hari.

Di lapangan, kami banyak mendengar pengalaman reseller yang semula percaya diri membuka PO, tapi akhirnya stres karena barang tidak kunjung jadi. Ada juga yang sudah menyiapkan promosi warna tertentu, tetapi setelah menunggu cukup lama, hasil akhirnya tidak sama seperti sample foto. Ada pula yang mendapati ukuran batch pertama dan batch berikutnya tidak konsisten. Masalah seperti ini muncul bukan karena reseller kurang teliti, melainkan karena mereka belum memahami karakter sistem PO yang memang punya banyak faktor teknis di belakang layar.

Menurut laporan Market Flow Indonesia 2024, 57% reseller pemula mengaku belum memahami risiko sistem PO, dan 43% pernah mengalami keterlambatan produksi lebih dari dua minggu, meskipun supplier awalnya menjanjikan waktu lebih cepat. Angka ini menunjukkan satu hal: PO bukan sistem yang salah, hanya perlu dimengerti sebelum diterapkan.

Lewat artikel ini, kami ingin membantu kamu melihat kedua sistem ini dengan cara yang lebih masuk akal lebih membumi supaya kamu bisa memilih sistem yang paling sesuai dengan ritme bisnis dan karakter pelangganmu.


Keuntungan Sistem Ready: Sederhana, Stabil, dan Minim Drama

Jika kamu bertanya ke reseller pemula kategori apa yang paling aman untuk memulai, jawabannya hampir selalu sama: ready stock. Alasannya logis, ready memberi kamu ruang untuk melihat, memegang, dan memastikan barang sesuai ekspektasi sebelum kamu menjualnya.

Beberapa kelebihan sistem ready:

1. Kamu tidak perlu gambling dengan waktu

Barang sudah ada. Kamu tinggal ambil, cek, dan kirim. Tidak ada janji produksi, tidak ada estimasi yang bisa meleset.

2. Kamu bisa memastikan kualitas lebih awal

Bahan, warna, dan ukuran bisa kamu cek langsung. Tidak ada risiko “beda batch”.

3. Cashflow bergerak lebih cepat

Barang datang hari ini, dijual hari ini, uang berputar hari ini. Untuk banyak UMKM, ritme ini sangat menentukan.

Data Retail Fashion Index 2023 menunjukkan bahwa reseller yang berfokus pada ready stock mengalami penurunan komplain hingga 30% dibanding reseller yang mengandalkan PO. Ini wajar, ready memberi ruang lebih untuk kontrol terhadap kualitas.

Namun sistem ready juga punya tantangan. Barang cepat habis, variasi cepat berubah, dan kamu harus gesit memantau update dari supplier.


| Baca Juga: Mengapa Memilih Lemone Indonesia

Sisi Pre-order: Menarik, Luas, Tetapi Penuh Ketidakpastian

PO memang seringkali menggoda. Dengan PO, kamu bisa menyediakan banyak pilihan warna, model baru, bahkan mengikuti tren dengan lebih cepat. Kamu tidak perlu modal besar di awal karena hanya memesan sesuai permintaan pelanggan.

Tapi PO punya realitas yang jarang dibicarakan:

1. Produksi tidak selalu berjalan mulus

Kadang pabrik overload, operator tidak penuh, atau bahan habis di tengah jalan. Berdasarkan riset, 32% PO membutuhkan tambahan waktu produksi 5–10 hari di luar estimasi awal.

2. Ukuran dan finishing bisa berubah antar batch

Ini faktor teknis yang wajar, tapi bisa berdampak besar pada pelanggan yang sensitif terhadap ukuran.

3. Warna batch dapat berbeda

Teknik pewarnaan kain selalu memiliki toleransi. Bagi reseller yang bermain di kategori anak, perbedaan kecil ini kadang cukup untuk memicu komplain.

4. Komplain lebih tinggi

Menurut survei UMKM Fashion 2024, produk PO menghasilkan komplain dua kali lebih banyak dibanding ready stock.

PO bukan sistem yang buruk, banyak reseller sukses mengandalkannya. Tetapi PO menuntut kedisiplinan supplier dan pemahaman risiko dari reseller.

WhatsApp LemoneWhatsApp Lemone

Hal-Hal yang Sering Dilupakan Reseller Ketika Memilih Sistem

1. Waktu adalah faktor yang sangat menentukan

Kami pernah melihat reseller batal mendapatkan omzet besar hanya karena warna PO baru selesai ketika tren sudah lewat. Berdasarkan Trend Shift Report 2024, tren warna bisa berubah dalam 21–45 hari. Delay dua minggu saja bisa membuat mood pelanggan berubah total.

2. Cashflow tidak boleh berhenti

PO menahan uangmu. Ready menggerakkan uangmu.
Dalam studi UMKM Finance Movement,
rotasi modal pada sistem PO bergerak 22% lebih lambat.

Untuk reseller pemula, ritme lambat bisa membuat bisnis tidak berkembang.

3. Risiko teknis tidak bisa dihindari

Toleransi ukuran, perbedaan warna batch, finishing yang tidak sama; ini adalah realitas industri garmen. Supplier yang profesional biasanya memiliki QC lebih ketat, namun tetap ada potensi deviasi.

Sebagai contoh, Lemone merupakan salah satu supplier grosir yang menggunakan QC berlapis untuk meminimalkan risiko tersebut, baik pada batch ready maupun PO. Sistem seperti ini sangat membantu reseller yang ingin bisnis lebih stabil.

4. Pelanggan Indonesia cenderung tidak sabar

Customer Patience Study 2024 menyebutkan bahwa 77% pembeli Indonesia menginginkan barang yang bisa dikirim hari itu juga. Ini berlaku terutama untuk baju anak dan daily wear.

Tidak heran, banyak reseller akhirnya kembali ke ready setelah mencoba PO.

Panduan praktis membedakan sistem ready dan pre-order pada Supplier Pakaian Grosir, lengkap dengan risiko waktu, kualitas, alur produksi, dan cara memilih sistem terbaik untuk reseller dan retailer.

Pada akhirnya, memilih antara ready dan pre-order adalah soal memahami ritme bisnis dan kebiasaan pelangganmu. Ready memberi kamu kestabilan, ketepatan waktu, dan kontrol kualitas; sementara PO memberi fleksibilitas sekaligus tantangan perhitungan waktu.

Kalau kamu ingin memulai langkah yang lebih aman dengan stok yang rapi dan kualitas konsisten, Lemone menyediakan pilihan grosir yang bisa jadi pondasi awal bisnismu. Siapa tahu, dari langkah sederhana itu, perjalanan jualanmu justru menjadi lebih mantap. Kamu bisa langsung klik WhatsApp Lemone untuk bergabung sebagai reseller.



| Baca Juga: Pertanyaan yang Sering Diajukan Reseller

Tabel Singkat: Ready vs PO